Aku tau bagaimana kerisauan hati mas saat ini, sebuah pilihan yang sulit memang antara keluarga dan karir..walaupun sebenarnya karir itu juga untuk keluarga.. aku cuma bisa memberi mas semangat, terus saja berusaha agar keinginan mas terwujud dan keluarga tetap utuh...
Adalah sebuah kewajaran jika seorang istri mempunyai kekhawatiran akan kelangsungan rumah tangganya apalagi dengan peningkatan karir suami nantinya...khawatir suami akan menjadi sibuk dan kurang memperhatikan keluarga lagi...tapi kembali lagi ingatkan diri kita masing2 bahwa apapun yang kita miliki saat ini hanya titipan Alloh,tempatkan semua pada posisinya masing2 dan jangan merasa memiliki apapun dalam hidup ini agar kita tidak terbebani manakala titipan itu diambil oleh yang maha memiliki...sehingga biar saja istri atau suami kita berkarir setinggi2nya yang penting jangan lupakan Alloh.. pasrahkan saja suami kita pada Alloh toh dia bukan milik kita, Alloh hanya meminjamkan dia pada kita untuk sarana beramal sholeh pada Alloh... Kok aku jadi ngelantur ya...
Untuk mas...jadilah suami yang selalu baik terhadap keluarga yah..aku yakin kok mas sudah jadi ayah dan suami yang super baik, memang butuh kesabaran yang luar biasa menghadapi keinginan2 istri yang macam2 itu bahkan mungkin sampai keinginan yang tidak masuk akal.. terus saja beri pengertian dengan lembut dan baik, posisikan dia sebagai orang yang paling penting dalam hidup mas, atau dekatkan dia dengan teman2 mas yang punya pengalaman hidup yang bisa diambil sebagai contoh, berikan dia buku2 yang bisa menunjang dalam pengembangan kepribadiannya... terus berusaha ya mas.. jiwai saja bahwa ini ujian dari Alloh dan itu juga berarti kesempatan beramal sholeh mas dalam keluarga semakin terbuka lebar.
Untuk aku...sebagai seorang teman,seorang adik,atau sebagai seorang pengagum mas..aku sarankan mas tetap saja mendaftar sekolah lagi,kesempatan kadang tidak datang 2 kali dalam hidup. terus istiqomah saja dalam mengusahainya insyaalloh nanti ada jalan keluar yang terbaik dari Alloh.. Boleh aku cerita sedikit? Aku juga duluuu sekali pernah menjadi seorang istri yang mungkin sangat menyebalkan bagi suamiku, aku yang pengatur, pencemburu, apa2 mau menang sendiri dan banyak hal menyebalkan lainnya.. sampai sebuah perjalanan menghantarkan aku kedekat orang2 yang sholeh yang tidak memandang hidup hanya dari apa yang aku miliki.. sebelumnya aku sempat berfikir bahwa hidup itu ya dunia, ya harta, ya perhiasan dan kesenangan lainnya.. tapi ternyata semua itu keliru, hidup itu ya berbuat sesuatu untuk bekal kita nanti, sampai mungkin saat ini banyak saudara2 atau teman yang bertanya kenapa sampai saat ini aku belum punya rumah sendiri tapi luar biasa susah payahnya untuk sekolah anak2 di tempat yang mahal? huh..aku sering tertohok bila ada teman yang tanya seperti itu. siapa yang tidak ingin punya rumah sendiri? tentu aku ingin sekali tapi Alloh belum memberinya,mau protes sama Alloh? Andai saja aku masih seperti dulu mungkin aku akan terus desak abahku untuk segera punya rumah, tapi apa namanya itu gak egois? Sekarang aku coba hidup realistis saja,tidak perlu ngotot untuk sebuah keinginan dunia karena mau diusahai seperti apa kalau Alloh belum meridhoi juga gak akan tercapai ...yang penting sekarang kita berusaha semaksimal mungkin.. ah sudah lah jadi ngelantur yang gak2..
Untuk mas lagi...tetap semangat jalani hidup ya..ada aku yang siap buat curhat. lakukan saja kewajiban2 mas sebagai ayah, sebagai suami, tetap sabar menghadapi cobaan dalam keluarga karena inilah hidup yang bukan hanya sekedar bersenang2... tetap bersyukur dengan yang mas dapatkan saat ini.. semoga setiap ujian bisa meningkatkan iman kita..amin
Wah capek juga ya nulis terus enakan ngobrol langsung ajah.. kapan bisa dating lagi? ini serius lho..he he he..
Adalah sebuah kewajaran jika seorang istri mempunyai kekhawatiran akan kelangsungan rumah tangganya apalagi dengan peningkatan karir suami nantinya...khawatir suami akan menjadi sibuk dan kurang memperhatikan keluarga lagi...tapi kembali lagi ingatkan diri kita masing2 bahwa apapun yang kita miliki saat ini hanya titipan Alloh,tempatkan semua pada posisinya masing2 dan jangan merasa memiliki apapun dalam hidup ini agar kita tidak terbebani manakala titipan itu diambil oleh yang maha memiliki...sehingga biar saja istri atau suami kita berkarir setinggi2nya yang penting jangan lupakan Alloh.. pasrahkan saja suami kita pada Alloh toh dia bukan milik kita, Alloh hanya meminjamkan dia pada kita untuk sarana beramal sholeh pada Alloh... Kok aku jadi ngelantur ya...
Untuk mas...jadilah suami yang selalu baik terhadap keluarga yah..aku yakin kok mas sudah jadi ayah dan suami yang super baik, memang butuh kesabaran yang luar biasa menghadapi keinginan2 istri yang macam2 itu bahkan mungkin sampai keinginan yang tidak masuk akal.. terus saja beri pengertian dengan lembut dan baik, posisikan dia sebagai orang yang paling penting dalam hidup mas, atau dekatkan dia dengan teman2 mas yang punya pengalaman hidup yang bisa diambil sebagai contoh, berikan dia buku2 yang bisa menunjang dalam pengembangan kepribadiannya... terus berusaha ya mas.. jiwai saja bahwa ini ujian dari Alloh dan itu juga berarti kesempatan beramal sholeh mas dalam keluarga semakin terbuka lebar.
Untuk aku...sebagai seorang teman,seorang adik,atau sebagai seorang pengagum mas..aku sarankan mas tetap saja mendaftar sekolah lagi,kesempatan kadang tidak datang 2 kali dalam hidup. terus istiqomah saja dalam mengusahainya insyaalloh nanti ada jalan keluar yang terbaik dari Alloh.. Boleh aku cerita sedikit? Aku juga duluuu sekali pernah menjadi seorang istri yang mungkin sangat menyebalkan bagi suamiku, aku yang pengatur, pencemburu, apa2 mau menang sendiri dan banyak hal menyebalkan lainnya.. sampai sebuah perjalanan menghantarkan aku kedekat orang2 yang sholeh yang tidak memandang hidup hanya dari apa yang aku miliki.. sebelumnya aku sempat berfikir bahwa hidup itu ya dunia, ya harta, ya perhiasan dan kesenangan lainnya.. tapi ternyata semua itu keliru, hidup itu ya berbuat sesuatu untuk bekal kita nanti, sampai mungkin saat ini banyak saudara2 atau teman yang bertanya kenapa sampai saat ini aku belum punya rumah sendiri tapi luar biasa susah payahnya untuk sekolah anak2 di tempat yang mahal? huh..aku sering tertohok bila ada teman yang tanya seperti itu. siapa yang tidak ingin punya rumah sendiri? tentu aku ingin sekali tapi Alloh belum memberinya,mau protes sama Alloh? Andai saja aku masih seperti dulu mungkin aku akan terus desak abahku untuk segera punya rumah, tapi apa namanya itu gak egois? Sekarang aku coba hidup realistis saja,tidak perlu ngotot untuk sebuah keinginan dunia karena mau diusahai seperti apa kalau Alloh belum meridhoi juga gak akan tercapai ...yang penting sekarang kita berusaha semaksimal mungkin.. ah sudah lah jadi ngelantur yang gak2..
Untuk mas lagi...tetap semangat jalani hidup ya..ada aku yang siap buat curhat. lakukan saja kewajiban2 mas sebagai ayah, sebagai suami, tetap sabar menghadapi cobaan dalam keluarga karena inilah hidup yang bukan hanya sekedar bersenang2... tetap bersyukur dengan yang mas dapatkan saat ini.. semoga setiap ujian bisa meningkatkan iman kita..amin
Wah capek juga ya nulis terus enakan ngobrol langsung ajah.. kapan bisa dating lagi? ini serius lho..he he he..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar